Apa itu HIV? HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan AIDS. HIV ini merusak system kekebalan tubuh manusia karena merusak sel darah putih (sel T/T Helper/sel CD4). Secara rinci, H=Human, berarti virus hanya dapat menginfeksi manusia. I=immuno deficiency, yakni membuat tubuh manusia turun system kekebalannya, sehingg atubuh gagal melawan infeksi dan V=virus, karaktersitiknya mereproduksi diri sendiri di dalam sel manusia.
Bila kita terinfeksi HIV, system kekebalan tubuh baru ter-bentuk setelah 3 minggu sampai 2 bulan (window periode). Oleh karena itu bila kita merasa melakukan perilaku berisiko tertular HIV (pakai jarum suntik, seks yang menyimpang), tes dilakukan menunggu selama 2 bulan. Namun dapat pula kita langsung tes kemudian diulang 2 bulan kemudian. Selama window periode tersebut meskipun HIV sudah ada didalam tubuh dan sudah dapat menularkan pada orang lain, namun hasil test yang ada saat ini masih akan menunjukan negatif dari HIV. Bahkan ada untuk sebagian kecil dari orang (5%) untuk mendapatkan hasil test positif mereka memerlukan waktu lebih dari 2 bulan. Oleh karena itu adalah masuk akal untuk mengulangi kembali test setelah 6 bulan, hingga rentang waktu 3 tahun. Hasil test positif bukan berarti kita menderita AIDS. Banyak yang HIV positif yang bertahun-tahun tetap hidup sehat, terlebih lagi dengan ditemukannya obat-obatan baru yang dapat menghambat kegiatan HIV menginfeksi sel yang masih sehat.
Di dalam tubuh kita terdapat sel darah putih yang disebut sel CD4. Fungsi CD4 merupakan pengatur kegiatan kekebalan tubuh, tergantung ada atau tidaknya kuman yang harus dihancurkan HIV yang ma-suk ke dalam tubuh menulari sel itu “membajak”, dan kemudian menjadikannya “pabrik” yang membuat miliaran virus. Ketika proses tersebut selesai, tiruan HIV itu meninggalkan sel dan masuk ke CD4 yang lain. Sel yang ditinggalkan menjadi rusak. Jika sel ini hancur, maka system kekebalan tubuh akan kehilangan kemampuan untuk melindungi tubuh kita dari berbagai penyakit. Setelah perjalanan awal infeksi oleh HIV, penggandaan virus sangat cepat. Dan ini berarti virus yang ada didalam darah atau yang disebut virus load menjadi sangat tinggi. Umumnya dalam 3 bulan system kekebalan tubuh diaktifkan, system kekebalan tubuh membuat antibody untuk HIV dan viral load mulai menurun. Proses ini disebut serokonversi. Dan pada waktu itu gejala-gejala klinik dapat muncul berupa demam, kelenjar getah bening membengkak, ruam pada kulit dan sakit kepala yang bertahan 10-14 hari dan hilang sendiri. Mesikpun demikian tidak semua orang mengalami gejala infeksi HIV primer yang muncul pada tahap permulaan terinfeksi HIV. Setelah ini masa laten mulai. Pada masa ini bertahun-tahun orang terinfeksi HIV tidak menunjukkan gejala. Masa HIV tanpa gejala rata-rata 7-10 tahun (tanpa pengobatan). Meskipun tanpa gejala HIV sangat aktif menggandakan diri dan merusak sel system kekebalan tubuh. Dan, pada masa ini viral load (virus dalam tubuh) biasanya sangat rendah karena system kekebalan masih menghancurkan virus yang baru. Namun, akhir masa ini penggandaan lebih cepat dari pada kemampuan menghancurkan system kekebalan dan viral load meningkat lagi. Sebelum permulaan AIDS, beberapa gejala yang sering timbul (wasting syndrome) antara lain : kehilangan berat badan, kehilangan tenaga, keringat berlebihan, demam serta ruam kulit yang bertahan lama. Penelitian menyimpulkan bahwa setelah 10 tahun maka 50% penderita yang tidak diberi pengobatan akan berkembang menjadi AIDS. (dr. Teddy Hidayat, Sp. K.J)
Untuk waktu yang singkat HIV dapat hidup di luar tubuh dan ini tergantung dari cairan dan suhu tempat hidup virus diluar tubuh tersebut (HIV tidak dapat hidup jika terkena oksigen dan dapat hancur hanya pada suhu 56 derajat celcius). Setelah HIV menyerang 5-10 tahun atau lebih pada tubuh seseorang, system kekebalan tubuh dapat menjadi lemah dan satu atau lebih penyakit akan timbul atau lebih parah dari biasanya. Sehingga tahap terjangkit HIV menjadi memasuki tahap AIDS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar